Pacaran?Cinta?Si Dia?
Wah rasanya gak ada habisnya deh kalo dibahas. Rasa itu timbul terutama ketika
dalam masa puber atau dalam bahasa gaulnya ABG,”Anak Baru Gede”betul ga?Terasa
masa –masa paling indah kalo kata lagu Alm.Crishye. Rasa ingin lebih kenal sama
lawan jenis semakain kuat dan rasanya juga ingin deket selalu dengan si Dia.
Terkadang sembunyi-sembunyi memandangi si Dia lalu adakah solusi . Nah ini dia
ajaran yang sempurna memberikan kita bimbingan dalam menghadapai hal tersebut
yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita didunia dan akhirat …
Zinanya mata adalah
berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah
membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang
bukan muhrim. Pacaran bisa jadi merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan
terjadinya segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
” Telah tertulis atas
anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak.
Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah
berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati
adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau
didustakannya.”
Astagfirullah,Ampunilah
hamba-hambaMU ini Ya Allah…..
Jika kita sejenak mau
introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat
dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi
dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan
kapan saja, dimana saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan.
Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses
ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat
secara umum tahapan dalam pacaran.
- Perjumpaan pertama, yaitu perjumpaan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat-sifat yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, “Akankah ia mencintaiku.” Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
- Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, “Aku mencintaimu”. Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, “I LOve You”. Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, “Apel Mingguan atau Wakuncar “. Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
- Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. ” buktikan cintamu sayangku”. Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na’udzubillah
Begitulah akhirnya
mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah
mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau
dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang
melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang
tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan
percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut
sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan
walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
0 komentar:
Posting Komentar