Sabtu, 22 September 2012

Surat Untuk Hana

Diposting oleh Firda Zakiya di 23.54
Aku Hana siswi kelas 3 SMK di daerah Bekasi, aku mempunyai sahabat Tami namanya dia cantik dan pendiam, sewaktu kami masih jadi anak baru di sekolah sudah banyak kakak kelas yang mendekatinya tapi Tami selalu menutup diri terkadang demi menghormati mereka Tami memberikan nomor handphonenya setiap mereka meminta.
Selayaknya anak baru yang langsung tenar dikalangan kakak kelas tidak jarang sindiran tajam datang dari senior perempuan yang iri terhadapnya tapi dia diam saja, buat dia sindiruan atau hinaan adalah motivasi bagi hidupnya.
Terkadang aku juga merasa iri dengan kecantikan dan kepintaranya dalam pelajaran bahasa inggris.
***
“Han, besok kayaknya gua nggak masuk ni, izinin gua ya!” ucap Tami.
“Kenapa Tam? Masuk dong nanti gua sama siapa besokan ada pelajaran bahasa inggris” ujarku memelas.
“Ada urusan keluarga Han, ya kan temen lu bukan cuma gua, ada Doni yang selalu perhatian sama lu, dia juga jago bahasa inggrisnya pasti dia nggak akan sungkan buat ngajarin lu”
  “Doni” ucapku sambil melirik kearah Doni, ternyata saat itu pula Doni sedang melihat kearahku, deg.. ternyata dia lagi liat kearah sini dari kapan ya??.
“Tuhkan lihat deh dari tadi matanya nggak kedip ngelihat kearah lu Hhahah” ledek Tami.
Doni sejak kelas satu tepatnya sejak kami satu kelompok dan saat itu juga dia memiliki nomor handphone ku, dia juga berkali-kali menyatakan perasaannya kepadaku, tapi aku menolaknya bukan karena aku tidak menyukainya, tapi Tami menyukai Doni sebelum Doni menyukaiku, aku tidak akan melukai hati sahabat ku walaupun berulang kali Tami mengakatakan kalau dia sudah tidak menyukai Doni, tapi matanya selalu berkata beda.
“Han, kenapa sih kok cintanya Doni lu tolak? Diakan baik banget” tanyanya menyelidiki.
“Udahlah Tam gua males ngebahas ini” ucapku dan berdiri meninggalkan Tami.
***
Di kamar mandi aku bertemu dengan Rini adik kandung Tami.
“Kak Hana, kak Tami mana? Tumben nggak bareng kak” tanyanya.
“Ada di kelas Rin, emangnya kakak kembar siam sampai ke kamar mandi ajah bareng..hehehe” jawabku dengan sedikut candaan, oh ya kebetulan ada Rini aku jadi penasaran sama acara keluarga yang membuat Tami izin tidak masuk sekolah.
“Rin, besok emangnya ada acara keluarga ya?”
“Acara keluarga? Setahu aku nggak ada kak, ada apa kak?” tanyanya penasaran.
“Oh, nggak ada kok Rin, aku kelas dulu ya” ujarku dan langsung meninggalkan Rini.
Aneh kenapa Tami berbohong pasti ada yang dia sembunyikan, gimana cara mengetahuinya ya? Bruuukk.
“Aww, hati-hati dong” ucapku sambil berusaha bangun.
“Maaf Han, gua nggak sengaja” ujarnya dengan mengulurkan tangan untuk membantu ku bangun dan aku menggapai tangannya karena kakiku terasa sakit, ketika aku telah berdiri dan berhadapan dengannya ternyata Doni.
***
“Lian Utami” panggil bu Marni mengabsen satu persatu murid.
“Izin bu, katanya ada acara keluarga” ucapku, untung saja bu Marni tidak meminta surat izin, soalnya aku lupa meminta surat izin ke Tami.
Jam pelajaran pun dimulai tiba-tiba Doni duduk di tempat duduk Tami, tepatnya di samping ku, nggak biasaya aku merasa gugup dan jantung ku terasa mau loncat, duh kenapa dia duduk di sini sih bikin aku tambah nggak konsen belajar ajah.. hehehe.
“Han, nanti ke rumah Tami yuk!” ajak Doni mengejutkan ku, ternyata ini tujuan dia duduk di samping ku, apa dia sekarang suka sama Tami, apa selama ini aku hanya kepedean ajah, aduuh.. nggak nggak aku nggak lagi jealous!!.
“Han, Hanaa” ujur Doni sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah ku.
“AYO !!!” tidak sengaja aku menjawab terlalu bersemangat, hingga bukan hanya Doni yang terkejut tapi teman-teman ku yang lain serempak melihat ke arah ku dan mendapat teguran dari bu Marni.
“Hana, ada apa? Apa kamu sudah bosan dengan pelajara saya?” ujar bu Marni dengan bertolak pinggang.
“Ma...maaf  bu” kata sambil berharap tidak di keluarkan dari kelas.
“Kali ini saya maafkan sekali lagi kamu buat keributan saya akan keluarkan kamu dari kelas”.
“Baik bu” huff syukurlah aku masih dibolehkan di kelas, biasanya bu Marni akan langsung mengeluarkan dan memberi hukuman kepada murid yang membuat onar di kelas.
***
Saat aku dan Doni ke rumah Tami ternyata dia tidak ada di rumah melainkan menjalani perawatan di rumah sakit dia sudah lama menderita kanker otak, pantas saja dia sering mengeluh pusing dan mual itu aku dapatkan dari mamanya, sebenarnya mereka harus mengrahasian hal tersenut kepada ku tapi aku memaksa.
“Jadi selama ini Tami menderita tante?” ujarku meneteskan air mata.
“Tapi tante harap kamu jangan menanyakan hal ini kepada Tami, besok Tami akan mulai mask sekolah lagi”.
 “Masuk sekolah bukankah Tami harus dirawat?” Doni ikut angkat bicara.
“Ya begitulah Tami dia tidak ingin sisa umurnya di sia-siakan dengan tidur-tiduran di kamar rumah sakit”.
Jadi ini sebabnya dia berbohong, dia tidak mau orang lain kasian dengan keadaanya, aku janji akan membantu dia.
***
Tiga bulan sudah aku mengetahui tentang penyakit yang diderita sahabatku, aku juga telah mengetahui kalau Doni adalah sepupu dari Tami, Tamilah yang meminta Doni untuk mendekatiku dan menjagaku selama dia menjalani perawatan.
Aku selalu sedih setiap kali Tami menyembunyikan rambutnya yang mulai rontok, dia selalu bilang kalau dia salah mengunakan sampo, dan aku mencoba untuk tersenyum agar dia tidak curiga.
***
Seminggu setelah Tami sahabat ku yang ku cinta berpulang kepangkuan sang penguasa, adiknya Rini adik Tami dan Doni datang kerumah ku.
“Han, lu baik-baik ajakan?” Tanya Doni cemas karena melihat wajahku yang pucat dan mataku yang bengkak, bagaimana tidak bengkak setiap kali aku melihat fotoku dan Tami yang terpajang di kamarku aku selalu menangis, aku rasa ini terlalu cepat untuk orang sebaik Tami.
“I’m ok!” jawabku sambil tersenyum.
“Ada apa kalian kesini?”.
“Ini kak, titipan dari kak Tami” ucapnya sambil menyodorkan surat kepada ku.
“Ya sudah kalau gitu kita balik dulu ya Han, janagn terlalu terpuruk, jaga kondisi kesehatan lu” ujar Doni.
“Lebay banget sih lu, gua sehat begini, ya sudah hati-hati ya!!”
Setelah mereka pergi aku langsung membuka surat dari Tami.

To : my bestfriend
Han maafin gua ya! yang selalu nyusahin lu atas semua pertanyaan dari kakak kelas ataupun sindiran mereka, gua tahu lu selalu merasa terkanggu dengan mereka.
Mungkin disaat lu baca surat ini kita udah nggak bisa bercanda bareng lagi, gua yakin suatu saat Tuhan akan mempertemukan kita dan mengizinkan kita untuk bermain dan tertawa bersama.
Gimana sepupu gua yang ganteng itu apa dia udah nyatain perasaannya sama lu?di terima ya!
Maaf ya Han, gua nggak nepatin janji gua buat kuliah bareng di Jepang, tapi gua yakin kok lu bisa untuk wujutin impian lu itu.
Gua harap lu jangan sedih lagi ya, gua disi udah tenang kok, kalau lu nagis disini gua bakalan sedih juga.
Your bestfriend

                                                                                                                                Lian Utami

By: Firda zakiya

0 komentar:

Posting Komentar

 

Firda Zakiya Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea